Kamis, 07 Januari 2016

LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM

Lingkungan pendidikan Islam merupakan karakter pendidikan yang semstinya diberlakukan secara nasional di negara kita. Islam adalah manhaj Rabbani yang sempurna, tidak membunuh fitrah manusia, dan diturunkan untuk membentuk pribadi yang sempurna dalam diri manusia artinya, pendidikan Islam dapat membentuk pribadi yang mampu mewujudkan keadilan ilahiah dalam komunitas manusia serta mampu mendayagunakan.., sebab bagaimanapun bila berbicara tentang lembaga pendidikan sebagai wadah berlansungnya pendidikanmaka tentunya akan
menyangkut masalah lingkungan dimana pendidikan tersebut dilaksanakan. Berbicara lingkungan pendidikan Islam berarti kita akan berbicara keluarga , sekolah, dan masyarakat.
            Lingkungan yang nyaman dan mendukung terselenggaranya suatu pendidikan amat dibutuhkan dan turut berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Demikian pula dalam sistem pendidikan Islam, lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik pendidikan Islam itu sendiri.[1]
KI Hajar Dewantara menganggap ketiga lembaga pendidikan tersebut sebagi tripusat pendidikan maksudnya tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengembang suatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.[2]
            Dari urian diatas dapat diketahui bagaimana pentingnya Lingkungan terhadap terjadinya proses pendidikan terutama pendidikan Islam. Makanya kita akan menguraikan makalah ini yang berjudul “Lingkungan Pendidikan Islam”.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memberikan batasan/rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah pengertian lingkungan pendidikan islam?
2.      Apa macam-macam lingkungan pendidikan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian lingkungan pendidikan Islam

            Pengertian lingkungan menurut Sartain ( ahli pisikolog Amerika ) yang dimaksud dengan lingkungan yaitu meliputi kondisi dan alam dunia yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan perkembangan atau life processes.[3]
            Pengertian lingkungan menurut Zakiah Darajat mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal adat istiadat, pengetahuan pendidikan dan alam. dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang, ia adalah seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia atau alam yang bergerak,  kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan seseorang.[4]
            Menurut Abuddin Nata bahwa Lingkungan pendidikan islam adalah suatu institusi atau lembaga dimana pendidikan itu berlansung yang terdapat didalamnya ciri-ciri keislaman yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan islam dengan baik.[5]

B.     Macam-macam lingkunganPendidikan Islam
Menurut Milieu, yang dimaksud lingkungan ditinjau dari perspektif pendidikan Islam adalah sesuatu yang ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, meliputi:
1.      Lingkungan alam, seperti udara, daratan, pegunungan, sungai, danau, lautan, dsb.
2.      Lingkungan Sosial, seperti rumah tangga, sekolah,dan masyarakat.
Kihajar Dewantara mengartikan lingkungan dengan makna yang lebih simple dan spesifik. Ia mangatakan  bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan berada dalam 3 pusat lembaga pendidikan yaitu:
1.      Lingkungan keluarga
2.      Lingkungan Sekolah
3.      Lingkungan Organisasi pemuda atau kemasyarakatan.[6]
Menurut Drs.Abdurrahman Saleh ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagaman anak, yaitu:
1.      Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama. Lingkungan semacam ini adakalanya berkebaratan terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.
2.      Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
3.      Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi (dorongan) yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang ada.[7]
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.      Pengaruh lingkungan positif
2.      Pengaruh lingkungan negatif
3.      Pengaruh netral
a.      Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya.  Di keluarga pula manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya yang berbunyi:
كلّ مولودٍ يولد على الفطرة وانّما ابواه يمجّسا نه او يهـوّ دانه او ينصّرانه
Artinya: “Setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”
Berdasarkan hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.[8]
Dalam hal ini Allah berfirman:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka…..(at-Tahrim:6)
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada kedua orang tua yang kelak akan diminta pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Dalam hadist lain juga disebutkan
علٍّموا اولادكم السباحـة والرّيامـة (رواه الزيلني)
Artinya “Ajarilah anak-anakmu berenang dan memanah” (HR. Zailani)
Yang dimasud dengan berenang dan memanah dalam hadist ini adalah kewajiban orang tua untuk mendidiknya dalam pendidikan agama dan pendidikan umum, termasuk di dalamnya adalah pendidikan keterampilan.[9]
Keluarga dalam perspektif pendidikan Islam memiliki tempat yang sangat strategis dalam pengembangan kepribadian hidup seseorang. Baik buruknya kepribadian seseorang akan sangat tergantung pada baik buruknya pelaksanaan pendidikan Islam di keluarga.
Fungsi keluarga dalam kajian lingkungan pendidikan sebagai institusi sosial dan institusi pendidikan keagamaan.
1.      Keluarga sebagai Institusi Sosial
Orang tua berkewajiban untuk mengembangkan fitrah dan bakat yang dimilikinya. Pendidikan dalam perspektif ini, tidak menempatkan anak sebagai objek yang dipaksa mengikuti nalar dan kepentingan pendidikan, tetapi pendidikan anak berarti mengembangkan potensi dasar yang dimiliki anak yang dimaksud. Dalam Islam, potensi yang dimaksud cenderung pada kebenaran. Karena ia cenderung pada kebenaran, maka orang tua dituntut untuk mengarahkannya.[10]
Posisi keluarga seperti gambar di atas, menurut  M. Noorsyam telah menunjukkan bahwa keluarga pada hakekatnya berperan sebagai inetitusi sosial. Keluarga menjadi bagian dari masyarakat dan Negara. Tanggung jawab sosial dalam keluarga, akan menjadi kesadaran bagi perwujudan masyarakat yang baik.

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama. Di lingkungan ini anak akan diperkenalkan dengan kehidupan sosial. Adanya interaksi antara anggota keluarga yang satu dengan keluarga yang lainnya menyebabkan ia menjadi bagian dari kehidupan sosial.[11]
2.      Keluarga sebagai Institusi Pendidikan/Keagamaan
Pada prinsipnya Islam mengakui pada diri manusia terdapat potensi untuk berbuat baik sekaligus berbuat jahat. Sehingga Islam berusaha mengarahkan potensi tersebut dalam koridor agama,[12] usaha ke arah tersebut bukan hanya perpindahan sejumlah teori ilmu pengetahuan, tapi lebih dari itu juga adalah penanaman nilai-nilai moral. Sejalan dengan itu, hakekat pendidikan pada dasarnya adalah mewariskan nilai-nilai Islami yang menjadi penuntun dalam melakoni aktivitasnya yang sekaligus sarana untuk membentuk peradaban manusia.[13]
Manusia adalah satu-satunya mahluk yang dapat dididik dan membutuhkan pendidikan. Dalam perspektif Islam, yang jauh lebih penting lagi adalah bagaimana orang tua membantu perkembangan psikologis dan intelektual anak. Aspek ini membutuhkan kasih sayang, asuhan dan perlakuan yang baik. Termasuk yang jauh lebih penting lagi adalah peran orang tua menanamkan nilai-nilai keagamaan dan keimanan anak. Model pendidikan keimanan yang diberikan orang tua kepada anak, dituntut agar lebih dapat merangsang anak dalam melakukan contoh perilaku orang tua (uswatun hasanah).[14]
Suatu kehidupan yang baik sesuai dan tetap menjalankan agama yang dianutnya merupakan persiapan yang baik untuk memasuki pendidikan sekolah oleh karena melalui suasana keluarga yang demikian itu tumbuh dan berkembang secara wajar keserasian yang pokok harus terbina adalah keserasian anatara ibu dan ayah, yang merupakan komponen pokok dalam setiap keluarga  seorang ibu secara intuisi mengetahui alat-alat pendidikan apa yang baik dan dapat digunakan sifatnya yang lebih halus dan perasa iru adalah unsur yang paling melengkapi dan isi mengisi yang membentuk suatu keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan suatu keluarga.[15]
b.       Lingkungan Sekolah
            Pada dasarnya sekolah harus merupakan suatu lembaga yang membantu bagi terciptanya cita-cita keluarga dan masyarakat , khususnya masyarakat Islam dalam bidang pengajaran  yang tidak dapat secara sempurna dilakukan dalam rumah dan masjid. Bagi ummat Islam , lembaga pendidikan yang dapat memenuhi harapan ialah lembaga pendidikan Islam , artinya bukan sekedar lembaga yang didalamnya diajarkan agama Islam , melainkan suatu lembaga pendidikan yang secara keseluruhan bernafaskan Islam hal itu hanya mungkin terwujud jika terdapat keserasian antara rumah dan sekolah dalam pandangan keagamaan.
            Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja dibentuk guna untuk mendidik daan membina generasi muda ke arah tujuan tertentu,terutama untuk membekali anak dengan pengetahuan dan kecakapan hidup ( life skill) yang dibutuhkan kemudian hari. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan anak-anak dan remaja.[16]
            Anak-anak dari keluarga muslim yang bersekolah sesungguhnya secara serempak hidup dalam tiga lingkungan , yaitu keluarga, Masjid dan sekolah. ketiga unsur itu harus serasi dan saling mengisi dalam membentuk kpribadian anak didik.
            Sekolah dan pengaruhnya terhadap pendidikan dalam perkembangannya , sekolah baru dapat didirikan seperti sekarang setelah melampauhi periode yang cukup panjang. pengetahuan awal seorang anak bermula dari orang tua dan masyarakat yang secara tidak langsung memberikan berbagai pengetahuan dasar , walaupun tidak sistematis dan seterusnya.
Sekolah pada zaman Rasulullah Saw.
            Kondidsi aktivitas persekolahan baru mengalami perubahan yang berarti ketika Islam lahir bagi bangsa Arab. Mesjid merupakan sekolah pertama yang bersifat umum dan sistematis dimesjidlah anak-anak dan orang dewasa , baik laki-laki maupun perempuan , menuntut ilmu digunakan oleh kaum fakir miskin untuk berlindung dari dinginnya udara malam sambil belajar agama dan kedamaian , dengan demikian mesjid tetap di fungsikan untuk dua kepentingan yang satu sama lain salin menunjang dan saling menyempurnakan hingga datang masa kekhalifahan umar bin khattab yang membangu  tempat khusus untuk menuntut ilmu anak anak disudut mesjid sejak zaman itulah pendidikan anak mulai tertata.
            Hari jumat merupakan hari libur minggu an sebagai waktu menyiapkan shalat jumat, libur jum’at itu merupakan usulan dari amirul mukminin Umar bin Khattab.
            Demikianlah pendidikan disandarkan pada upaya tertentu yang dilaksanakan oleh individu-individu yang teratur mesjid menjadi pusat pengajian yang didalamnya terdapat kelompok-kelompok studi.
Sekolah Periode Abbasiah
            Setelah kekhalifahan Abbasiyah berpinda dari satu priode keperiode selanjutnya banyak Negara kecil yang berhasil melepaskan diri dari kekuasaan khalifah Abbasiyah  mereka mulai membangun tempat-tempat pengkajian ilmu atau madrasah dengan sistem internal dan setiap lokal madrasah memuat sepuluh orang siswa di Damaskus  saja, kita akan menemukan sekitar 300 madrasah yang dibangun di buykit-bukit.
            Sistem pengajaran madrasah tetap memiliki otonomi sendiri , setelah berpusat kepihak lain mereka bebas menetukan sistem kurikulum , penggunaan referensi , maupun penggunaan metode pengajaran hubungan madrasah dengan pemerintah hanya menyangkut masalah pendanaan melalui pemberian wakap atau hibah tampa campur tangan urusan sistem atau kurikulum , pihak pemerintah sudah mempercayai kualitas dan keberadaan para ulama baik itu ulama sebagai penyelenggara maupun ulama sebagai pengajar .
Sekolah zaman moderen
            Terselenggaranya sekolah moderen , seperti yang kita lihat dewasa ini , lebih disebabkan oleh adanya perubahan sistem kehidupan politik artinya Negara merasa perlu mengurus Rakyat dan memandang dirinya bertanggung jawab terhadap seluruh masalah pangan sumber rezki ,kekayaan , kecenderungan politik dan organisasi kemasyarakatan yang berkaitan dengan keamanan , kestabilan perwujudan kemerdekaan , kemuliaan para pejabat Negara, serta kehormatan negara itu sendiri , dimata Negara lain. seluruh persoalan tersebut ditumpukkan pada pendidikan dan pengajaran sehingga mereka mendefenisikan bahwa pendidikan dapat mengembangkan dan menambah harta anggota masyarakat .
            Sekolah Islam tetap berpegang pada tujuan pundamental ,yaitu merealisasikan pendidikan Islam , demi terwujudnya ketaatan kepada Allah swt. disekolah tersebut berkiprah individu, yang bertanggung jawab pada tujuan tersebut.[17]
Mamfaat sekolah moderen
            Dalam konsep Islam, funsi utama sekolah adalah sebagai media analisis pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran ,aqidah dan syariat demi terwujudnya penghambaan diri kepada Allah serta sikap mengesakan Allah dan mengembangkan segala bakat atau potensi manusia sesuai fitrahnya, sehingga manusia terhindar dari berbagai penyimpangan
             fungsi fundamental pendidikan Islam melalui sekolah meliputi hal-hal sbb.
  1. Fungsi penyederhanaan dan penyimpulan , penyederhanaan pemahaman itu membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan tentang berbagai hal yang kemudian disarrikan dalam betuk hukum , kaidah atau perinsip, yang mudah dipahami oleh anak.
  2. Fungsi penyucian dan pembersihan
  3. Fungsi memperluas wawasan dan pengalaman anak didik melalui teransfer tradisi
  4. Fungsi mewujudkan keterikatan , integrasi homogenitas , dan keharmonisan antar siswa
  5. Fungsi penataan dan validasi sarana pendidikan 
  6. Fungsi penyempurna tugas keluarga dalam pendidikan[18]
            Kemudian lembaga  pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pengajaran dengan sengaja, teratur dan terencana adalah sekolah , pendidikan dan pengajaran tersebut adalah orang-orang yang telah dibekali dengan pengetahuan tentang anak didik, dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas kependidikan,lembaga pendidikan yang dimaksud antara lain :
1.      Taman kanak-kanak
2.      Sekolah dasar
3.      Sekolah lanjutan
4.      Perguruan Tinggi[19]
c.       Lingkungan masyarakat
a. Tanggung jawab masyarakat dalam pendidikan
            Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan menjelan dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang merupakan metode pendidikan masyarakat yang utama , cara yang terpenting adalah  :
Pertama : Allah menjadikan masyarakat sebagai penyurh kebaikan dan pelarang kemungkaran sebagai mana di isyaratkan Allah dalam firmannya :
            “ Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan ummat yang menyeru pada kebajikan ,menyuru pada yang ma’ruf dan mencegah pada yang mungkar merekalah orang-orang yang beruntung ... “ (  Ali imran : 110 )
Kedua : Dalam Masyarakat Islam seluruh anak-anak dianggap anak sendiri atau anak saudaranya sehingga ketika memanggil seorang anak , siapapun dia mereka akan memanggilnya dengan “ Hai anak saudaraku ! “ , dan sebaliknya setiap anak-anak atau remaja akan memanggil setiap orang tua dengan panggilan “ Hai Paman !“  hal itu terwujud berkat  pengalaman firman Allah dalam surat al-hujrat : 10
            Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara  ... “ semenjak terbitnya fajar Islam , kaum muslimin telah merasakan tanggung jawab bersama untuk mendidik generasi muda bersumber dari sahabat anas , Al- Bukhari meriwayatkan masalah tersebut :
            Dahulu aku menjadi pelayan Nabi saw. Aku selalu masuk rumah tampa izin . Suatu hari aku dataang , maka beliau bersabda : Hai anakku, bagai mana kamu ini , jangan sekali-kali kamu masuk tampa meminta izin . “ Dari gambaran diatas , Rasulullah saw. telah mengajari Anas untuk meminta izin dan memanggilnya dengan rasa kekeluargaan  “ Wahai anakku ! “
ketiga : Untuk menghadapi orang-orang yang membiasakan dirinya berbuat buruk , Islam membina mereka melalui salah satu cara membina dan mendidik manusia, yaitu kekerasan atau kemarahan .
Keempat : Pendidikan kemasyarakatan dapat juga dilakukan melalui kerja sama yang utuh karena bagai manapun , msyarakat muslim adalah adalah masyarakat yang padu. Rasulullah saw. bersabda : “ Kamu melihat kaum mukmin didalam salin mengasihi dan salimn menyayangi , seperti halnya tubuh , jika salah satu anggota tubuh mengeluh sakitmaka anggota tubuh lainnya turut  merasakannya.  “ ( HR. Buhari )
Kelima :Pendidikan kemasyarakatan bertumpu pada landasan afeksi masyarakat, khususnya rasa salin mencintai . dalam diri generasii muda , perasaan cinta tumbuh seiring dengan kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya sehingga mereka memiliki kesiapan untuk mencintai orang lain.
Keenam :Pendidikan masyarakat harus mampu mengajak generasi muda untuk memilih teman dengan baik dan berdasarkan ketakwaan kepada Allah. sesuai fitrahnya, kaum
remaja, terutama generasi muda yang sudah akil balig akan cenderung untuk menyukai orang lain dan berbaur dalam suasana mer[20]
IV. Kesimpulan
            Berbicara mengenai masalah lingkungan pendidikan Islam berarti kita mempersoalkan lingkungan Rumah tangga, sekolah, dan masyarakat ketiga lembaga tersebut merupakan suatu kesatuan yang turut memberikan distribusi dan mempengaruhi terlaksananya pendidikan pada umumnya dan lingkungan Isla m pada khususnya namun secara mendasar lembaga pendidikan Islam mempunyai prinsip sebagai mana yang dikemukakan oleh muhaimin , dalam pemikiran pendidikan ( 1993 : 287 ) dikatakan perinsip pendidikan Islam itu sebagi berikut :
1. Pembebasan manusia dari ancaman kesesatan yang membawa manusia kepada api Neraka.
2. Pembinaan Ummat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia didunia dan diakhirat.
3. Pembentukan peribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang sarat dengan ilmu pengetahuan , dan keyakinan dan keimanannya sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekali gus mendasari ilmu pengetahuannya.
4. Terlaksananya amar ma’ruf dan nahi mungkar dan membebaskan manusia dari belenggu-belenggu kenistaan .
5. Pengembangan daya pikir, daya nalar daya rasa sehingga dapat menciptakan anak didik yang kreatif  dapat mengfungsinya daya cipta, rasa dan karsanya.
     Menurut KI. Hajar Dewantara mempokuskan penyelenggara lembaga pendidikan dengan  “ tri centra ‘ yang merupakan tempat pergaulan anak didik dan sebagai pusat pendidikan yang amat penting yaitu :
a. Alam keluarga yang membentuk lembaga pendidikan keluarga
b. Alam perguruan yang membentuk lembaga pendidikan sekolah
c. Alam pemuda yang membentuk lembaga pendidikan masyarakat
     Menurut Sidi Gazalba yang berwujudkan penyelenggaraan lembaga pendidikan adalah :
a. Rumah Tangga, yaitu pendidikan primer untuk pase bayi dan pase kanak-kanak dan sampai usia sekolah , pendidinya adalah orang tua, sanak kerabat, famili, saudara-saudara teman sepermainan dan kenalan pergaulan.
b. Sekolah yaitu pendidika scunder yang mendidik anak mualai dari usia masuk sekolah sampai keluar dari sekolah tersebut. pendidiknya adalah guru yang peropesional  .
c. Kesatuan sosial, yaitu pendidikan tertinggi yang merupakan pendidikan yang terakhir tetap bersifat permanen . Pendidiknya adalah kebudayaan  adat istiadat, suasana  masyarakat setempat. ( lihat Muhaimin h. :287 - 288).
  
DAFTAR PUSTAKA
 An Nahlawi Abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,            Gema Insani Press. Jakarta 1996.

 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta 1999

 Yoesuef Soelaiman, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, Bumi Aksara Jakarta           1992

Langgulung Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan       , PT. Al- Husna Zikra Jakarta 1995

 Muhaimin Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan kerangka           Dasar Oprasionalisasinya , Penerbit Trigenda Karya Bandung, 11993.

 Maarif Syafii dkk. ,Pendidikan Islam di Indonesia, antara cita dan fakta, PT. Tiara            Wacana Yogyakarta 1991

 Nasution S. Sosiologi Pendidikan , Bumi Aksara Jakarta 1999

 Nata Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam I, Logos Wacana Ilmu . Jakarta 1997

 Wahyu, Ilmu Sosial dasar, Usaha Nasional Surabaya Indonesia 1986

 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dan Keluarga dan Sekolah, Penerbit Ruhama Jakarta 1995.

........................... Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta 1996

........................... Ilmu Jiwa Agama , Bulan Bintang Jaka
[1] http://blog.re.or.id/pendidikan-islam-indonesia.htm
                [1]  Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 37-38
                [1]Ibid, 32
                [1]Zakiah Daradjat dkk , Ilmu pendidikan Islam, (cet,.III; jakarta: Bumi Aksara,1995), h. 63-64
                [1]Habuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1( cet.I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.111
[1] Sama’un Bakry, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka bani quraisy, 2005), h. 97
[1][1] Abdurrahman saleh, Didaktik dan Methodik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1969), h. 77-78
[1] Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:  Bumi Aksara,1992) , h. 177
[1] Ibid. h. 178
[1] Sama’un Bakry, Op.Cit, h. 104
[1] Ibid. h. 106
[1] Ibid, h. 109
[1] Hasan Langgulung , Manusia dan Pendidikan suatu analisa psikologidan pendidikan , (Cet, III; Jakarta: PT. Al- Husna Zikra, 1995), h. 376-377 
[1]Desmita,Psikolgi Perkembangan Peserta Didik,(Cet, I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), h. 232
                [1]Abdurrahman Annahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah , Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani press, 1996), h. 146-151
                [1] Ibid. 152-153
                [1]Zakiah Daradjat, pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah (cet II- jakarta Ruhama 1995) h 77 - 94
                [1]Abdurrahman An Nahlawi, Opcit 176- 185





[1] http://blog.re.or.id/pendidikan-islam-indonesia.htm
                [2]  Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan(Cet, II;Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 37-38
                [3]Ibid, 32
                [4]Zakiah Daradjat dkk , Ilmu pendidikan Islam, (cet,.III; jakarta: Bumi Aksara,1995), h. 63-64
                [5]Habuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1( cet.I; Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.111
[6] Sama’un Bakry, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, (Cet, ;Bandung: Pustaka bani quraisy, 2005), h. 97
[7]Abdurrahman saleh, Didaktik dan Methodik Pendidikan Agama, ( Cet,I ;Jakarta: Bulan Bintang, 1969), h. 77-78
[8] Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta:  Bumi Aksara,1992) , h. 177
[9] Ibid. h. 178
[10] Sama’un Bakry, Op.Cit, h. 104
[11] Ibid. h. 106
[12] Umar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafat Tarbiyyah al-Islamiyyah, diterjemahkan oleh Hasan Langgulung dengan judul “Filsafat Pendidikan Islam” (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 145.
[13] Muslihusah dan Adi Wijdan, Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial (Cet.I; Yogyakarta: PT.Aditya Medya, 1997), h. 221.
[14] Ibid, h. 109
[15] Hasan Langgulung , Manusia dan Pendidikan suatu analisa psikologidan pendidikan , (Cet, III; Jakarta: PT. Al- Husna Zikra, 1995), h. 376-377 
[16]Desmita,Psikolgi Perkembangan Peserta Didik,(Cet, I; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), h. 232
                [17]Abdurrahman Annahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah , Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani press, 1996), h. 146-151
                [18] Ibid. 152-153
                [19]Zakiah Daradjat, pendidikan Islam dalam keluarga dan sekolah (cet, II; jakarta: Ruhama 1995) h 77 - 94
                [20]Abdurrahman An Nahlawi, Op. Cit, h. 176- 185 

Tags:

0 Responses to “LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM”

Posting Komentar

Subscribe

Donec sed odio dui. Duis mollis, est non commodo luctus, nisi erat porttitor ligula, eget lacinia odio. Duis mollis

© 2013 Bagi Duit. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks