Senin, 18 Januari 2016

PENDIDIKAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

I. PENDAHULUAN
  A. Latar Belakang
Proses pendidikan Islam diakui berlangsung tidak hanya terjadi di wilayah negara Timur Tengah  saja  tetapi juga berlangsung dan dapat ditemui di wilayah mayoritas muslim di dunia. Sebagaimana dalam catatan sejarah diuraikan bahwa pendidikan Islam merupakan salah satu bagian yang  terpenting dalam  gerakan pertumbuhan agama Islam  di beberapa negara mayoritas muslim dan terkhusus di Asia Tenggara.
Begitu pula dalam sejarah pertumbuhan jaringan antara para penuntut ilmu dari negara-negara Asia Tenggara dengan banyak ulama Timur Tengah, khususnya Haramayn, melibatkan proses-proses historis yang amat kompleks. Jaringan murid dan guru yang tercipta di antara kaum muslim,  - baik dari kalangan penunutut ilmu dan ulama maupun muslim awam umumnya di antara kedua kawasan dunia muslim ini - merupakan buah dari interaksi yang panjang di antara wilayah muslim di Asia [Tenggara] dan Timur Tengah.
Proses dan alur historis yang terjadi dalam perjalanan Islam di wilayah Asia [Tenggara] dalam hubungannya dengan perkembangan Islam di Timur Tengah, bisa dilacak sejak masa-masa awal kedatangan dan penyebaran Islam di wilayah tersebut sampai kurung waktu yang demikian panjang. Yaitu sejak terjadinya interaksi kaum muslim Timur Tengah  dengan Asia sampai kurung waktu yang tercakup dalam pembahasan ini, yakni abad ke-16 atau ke-17. di sini dapat terlihat banyak kontinuitas dalam hubungan antara  kaum Muslim di kedua  wilayah ini.1
Selain itu, terdapat pula dalam struktur masyarakat Islam Asia Tenggara [kontemporer] yang mencerminkan sebuah akumulasi antara pola institusional dan kultural di wilayah ini dan pengaruh yang ditimbulkan oleh pemerintah kolonial Inggris dan Belanda.2artinya bahwa ideologi keagamaannya tidak mencerminkan sebuah oposisi radikal terhadap elite yang ada, melainkan sekedar memperdebatkan simbol dan nilai-nilai.
 Pendidikan merupakan salah satu unsur dari aspek sosial budaya yang berperan sangat strategis dalam pembinaan satu keluarga, masyarakat dan bangsa. Kestrategisan peran pendidikan ini pada intinya merupakan satu usaha yang dilaksanakan secara sadar, sistimatis, terarah dan terpadu dengan memanusiakan peserta didik serta menjadikan sebagai Khalifah di bumi.
Kebanyakan bangsa di dunia sedang mengalami krisis pendidikan yang berat, oleh karena itu reformasi bidang pendidikan menjadi sangat penting. Sistim pendidikan diberbagai negara telah gagal mengembangkan individu dalam hubungan yang baik dengan tujuan sosial dan manusiawi. Sementara dipahami bahwa pendidikan pada hakekatnya seperti telah disebutkan bahwa pendidikan membentuk kepribadian manusia, pada sikap dan pola tindakan lewat penguasaannya. Akibatnya negara-negara Islam mengalami krisis ganda. Pertama,sistim pendidikan yang diadopsi dari Barat telah membawa pengaruh yang baru dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari di negara-negara Islam. Kedua, sistem pendidikan yang diadopsi seringkali bertentangan tujuan dan idealis Islam.3
Malaysia, Brunai Darussalam, dan Phlipina, ketiga negara  tersebut amat dekat dengan Indonesia baik secara geografis maupun historis dan cultural. Ketiganya pun tidak luput dari pengaruh sistim pendidikan dari Barat. Dan juga komunitas Islamnya mempunyai karakter keberagamaan yang sama. Karena itu, untuk melihat pendidikan Islam pada masing-masing negara  tersebut, maka terkadang ditemukan kemiripan dalam sistem, lembaga dan materi kependidikan Islam, namun demikian perbedaan ketiganya juga dapat ditemukan.  Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas sebuah  permasalahan utama sebagaimana berikut.
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibatasi dengan mengangkat rumusan masalahnya, yaitu:
A.    Bagaimanakah  selayang pandang Malaysia, Brunai Darussalam dan Philipina?
B.     Bagaimanakah Pendidikan Islam di Malaysia, Brunai Darussalam dan Philipina ?
C. Tujuan dan Kegunaan
a. Adapun tujuannya, adalah:
1.      Agar dapat diketahui secara umum tentang selayang pandang negara Malaysia, Brunai Darussalam, dan Philipina.
2.      Agar dapat  diketahui tentang pendidikan Islam di Asia Tenggara, khususnya  Malaysia, Brunai Darussalam, dan Philipina.

b. Adapun kegunaannya, adalah:
1.      Setelah diketahui secara umum tentang selayang pandang negara Malaysia, Brunai Darussalam, dan Philipina, maka pembaca  dapat memahami dan mengklasifikasi dengan baik tentang perbedaan ketiganya, khususnya mengenai komunitas Islamnya.
2.      Pembaca dapat menjadikan sebuah studi baru bahwa berkembangnya Islam di ketiga negara tersebut salah satu  faktornya adalah komitmen dalam pegembangan pendidikan Islam
 BAB II
P EMBAHASAN
A. Selayang Pandang.
1. Malaysia
Malaysia adalah sebuah negara federasi yang meliputi daerah semenanjung Malaka, terbentuk pada tanggal 16 Sepetember 1963 meliputi juga Singapura dan selanjutnya Singapura memisahkan diri pada tahun 1965. Kepala negara Malaysia adalah seorang raja yang digelar dengan yang Dipertuan Agung, sebagai simbol pemersatu. Pemerintahannya dipimpin oleh Perdana Menteri. Kotanya yang terbesar adalah Kuala Lumpur sekaligus berfungsi sebagai ibukota negara. Satuan uangnya disebut Ringgit atau Dollar Malaysia (MS)4.
Malaysia terdiri dari dua bagian, yaitu Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Malaysia Barat merupakan sebuah semenanjung yang terpanjang di dunia. Malaysia Timur memiliki tanah yang bergunung-gunung terutama Sabah dengan puncak tertinggi Gunung Kinabalu5.
Sebahagian penduduk Malaysia terdiri dari suku Melayu pribumi. pendatang terdiri dari orang muslim (dari Indonesia suku Minagkabau, jawa, Banjar, Bugis, Aceh, Mandailing ) serta dari India, Arab, Cina, Pakistan, Persia dan Turki. Sedangkan non- muslim berasal dari Cina dan India. Islam adalah agama resmi negara.6
2. Brunai Darussalam
Brunai Darussalam adalah sebuah negara kerajaan Islam di Utara Kalimantan yang berbatasan dengan laut Cina Selatan di Utara dan Serawak di Selatan, Barat dan Timur. Luasnya sekitar 5.765 Km persegi dengan komposisi penduduk, Melayu, Cina, penduduk asli dan bangsa-bangsa yang lainnya. Agama resmi negara adalah Islam, bahasa resmi adalah bahasa Melayu dengan ibukota Bandar Seri Begawan.7
Agama Islam menjadi agama resmi sejak Raja Awang Betatar masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Muhammad Shah (1406-1408).6Pada tahun 1888-1983 Brunai Darussalam di bawah kekuasaan Inggeris. Brunai Darussalam memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 31 Desember 1983.8 Kemudian Brunai Darussalam mengembangkan hubungan luar negeri dengan bergabung ke dalam Organisasi Komperensi Islam (OKI), Persatuan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Mendengar  perkataan Brunai Darussalam tentunya adalah nuansa ke-Islaman yang sangat kental di tengah gemilang kehidupan di sana hasil emas hitam yang mengalir tanpa henti di negeri kecil di kepulauan Kalimantan tersebut. Penduduk Brunei Darussalam hanya berjumlah 370 ribu orang dengan pendapatan perkapita sekitar 23.600 dollar  Amerika atau sekita 225 juta rupiah ini, 67 persennya bearagama Islam. Budha 13 persen, Kristen 10 persen dan kepercayaan lainnya sekitar 10 persen. Islam adalah agama resmi kerajaan Brunei Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Hasanal Bolkiah. Ia mengikrarkan negaranya sebagai negara Islam-Melayu-Beraja.9 
3. Philipina
 Philipina terdiri atas sebelas pulau besar dan hampir tujuh ribu pulau kecil. Penduduknya menganut agama Kristen, Budha dan Islam. Konsentrasi bagi pemeluk agama Islam menempati wilayah Philipina bagian Selatan (Sulu dan Mindanau). Umat Islam dapat mempertahankan identitasnya hingga dewasa ini setelah melalui perjuangan panjang dan memakan banyak korban jiwa, harta dan sebagainya. Jumlah penduduk Philipina sekitar 43 ribu jiwa. (sensus tahun 1975). Diantaranya lima ribu pemeluk agama Islam, sumber lain menyebutkan bahwa populasi umat Islam di Philipina sebanyak 5 % dari seluruh penduduk negeri ini.10
B. Pendidikan Islam di Malaysia, Brunai Darussalam dan Philipina
1. Pendidikan Islam di Malaysia 
Malaysia sebagai kerajaan federal  yang terletak di Semanjung Malaka dan sebagian Kalimantan Utara, kini mempunyai 13 negara bagian sebelum kedatangan Islam, Semenanjung Malaka berada dibawah pengaruh Kerajaan Sriwijaya kemudian Majapahit. Islam masuk ke semenajung ini sebelum abad ke 12. Kedatangan Islam dan proses  Islamisasi berlangsung melalui jalur perdagangan atas peranan para pedagang muslim dan muballig dari Arab serta penguasa Islam.11
Selanjutnya datanglah bangsa Barat menguasai Malaysia (dulu kerajaan Malaka) yaitu Protugis tahun 1511-1641, kemudian Belanda tahun 1641-1795, dan sejak tahun 1795 diperintah oleh Inggris. Selama penjajahan itu, Islam tetap berkembang dengan tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan, baik lembaga tradisional yang disebut “Pondok” seperti pesantren di Indonesia, maupun lembaga modern seperti Ma’had Mahmud (kedah), al-Ma’had al-Muhammadi(Kelantan), Madrasah            al-Sultan Zainal Abidin (Trengganau), Ma’had Johor (johor), Kuliah         al-Lugah wa ad-Din (pahang) dan Kolej Islam (Selangor).12 
Negara Melayu mulai merasakan kebangkitan Islam karena masuknya paham-paham yang diajarkan oleh kaum Salaf yang dipelopori oleh Jamaluddin al-Afghani, Muhammad Abduh dan  Rasyid Ridha. Pengaruh ini terasa pada kaum muda di Malaysia yang menjadi pelopor pembaharuan, mereka adalah Syekh Taher Jamaluddin, Syekh Muhammad al-Kalili, Sayyid Abdullah ibn Aqil, Sayyid Syekh al-Hadi. Tahun 1917, Sayyid Syekh al-Hadi ini mendirikan madrasah di Malaka dan juga mengarang buku-buku yang menampakkan keahliannya sebagai seorang sastrawan dan pendidik.13
Prospek pendidikan Islam di Malaysia tampaknya lebih cerah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Islam dipelajari oleh masyarakat dengan baik. Menurut pelembagaan Malaysia, hal ihwal agama Islam berada di bawah kekuasaan raja-raja Melayu. Akan tetapi sejak tahun 1974, hampir semua kerajaan negeri setuju untuk menyerahkan pendidikan agama Islam kepada Kementerian Agama Islam. Oleh karena itu, dewasa ini kementerian pendidikan bertanggung jawab menyelaraskan pendidikan agama Islam di semua peringkat sekolah. Bagian ini menyediakan kurikulum pelajaran agama Islam serta menyalurkan bantuan keuangan kerajaan kepada sekolah agama swasta.14
Kesultanan Melayu berusaha mempertahankan departemen urusan agama yang meliputi tugas pembangunan mesjid, pemberlakuan moral dan lain-lain. Sekolah –sekolah diwajibkan memberikan pelajaran agama Islam meskipun hanya terdapat pelajar muslim dalam jumlah yang sangat kecil.15
Sistem pendidikan di negara ini agak rumit, karena banyak sekolah yang dilaksanakan secara terpisah bagi kelompok etnik yang berbeda.16 Hal ini disebabkan karena mereka menampakkan ciri khas masing-masing.
Pada tahun 1971, didirikan Malay Muslim Youth League yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim yang menyokong pembaharuan pada tingkat individual untuk melahirkan praktek Islam yang sesuai dengan Alquran, dan pembaharuan pada tingkat sosial untuk melahirkan sebuah pranata kolektif muslim yang adil. Liga ini mencurahkan perhatian pada Islamisasi individu, keluarga, umat dan negara serta mendidik pemuda Malaysia yang bertaqwa kepada Allah swt .Kelompok da’wah  Darul Arqam  memprakarsai berbagai usaha bersama, klinik dan sekolah, mengkhususkan pola kehidupan yang sesuai dengan Alquran.17
Sejak tahun 1980-an, Islam Malaysia mengalami kebangkitan yang ditandai dengan semaraknya kegiatan dakwah dan kajian Islam oleh kaum intelektual.18
Penduduk yang berumur 6- 15 tahun dikenakan wajib belajar. Pendidikan tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah diberikan gratis. Lembaga pendidikan tinggi meliputi University of Malaya dan University of Technology di Kuala Lumpur, University Kebangsaan di Bangi, Agriculture University di serdang (dekat Kuala Lumpur), University of Scince of Malysia di Penang, International Islamic University di Petaling Jaya, Mara Institut og Technology, Tungku Abdul Rahman College, dan Tungku Omar Polytechnic. Pendidikan tinggi keislaman masuk dalam bagian universitas-universitas tersebut seperti di Universitas Kebangsaan.19
Pada masa pemerintahan Datuk Seri  Dr. Mahatir Muhammad usaha Islamisasi dalam negara Malaysia begitu kuat diperjuangkan termasuk bidang pendidikan. Dalam penerapan nilai-nilai Islam misalnya,  beliau menepati waktu, pandai dan amanah, dan lainnya. Beliau mendirikan lembaga-lembaga keislaman, seperti Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) dan Institut Kefahaman Islam Malaysia. Kemudian pada tahun 1977, beliau ketika berada pada persidangan pendidikan Islam di Mekah telah mendirikan Universiti Islam Antara bangsa di Malaysia[20]universitas inilah lalu kemudian berubah dengan nama Universitas Kebangsaan. Setelah pendirian Universitas itu, pada perkembangan selanjutnya didirikan college-college Islam yang disponsori oileh pihak kerajaan Malaysia.
Salah satu tokoh yang paling berjasa dalam bidang pendidikan agama Islam di Malaysia adalah Sheikh Daud Abdullah Al-Patani. Beliau adalah  seorang ulama besar di alam Melayu yang berasal dari Patani. Dalam sistem pengajarannya beliau lebih banyak menekankan sistem pengajian secara hafalan, yaitu salah satu cara pembelajaran yang dominan dalam dunia pendidikan Islam. Selain itu beliau mengajarkan ilmu Tauhid, tasawuf, fiqh, dan ilmu-ilmu lainnya.[21]
Sebagai tokoh pendidik, keseriusan dan keterlibatan beliau dalam bidang pendidikan dapat diukur dari jumlah muridnya yang datang dari berbagai keturunan dari kalangan orang biasa hingga orang-orang istana. Meskipun bukan secara formal tempat yang dipakai {madrasah} dalam memberikan pengajaran kepada murid-muridnya, tetapi rumah beliaulah yang menjadi tempat  pendidikan informal.[22]
2. Pendidikan Islam di Brunai Darussalam.
Setelah merdeka, Brunai Darussalam menjadi sebuah negara Melayu Islam Beraja. “Melayu” diartikan dengan negara Melayu yang mengamalkan nilai-nilai tradisi atau kebudayaan Melayu yang memiliki unsur-unsur kebaikan. Misalnya pada upacara resmi serta pesta adat, mereka menyelipkan keris di lipatan sarung di bagian perut. Wanitanya memakai kerudung dan kebaya panjang serta sarung. “Islam” diartikan sebagai suatu kepercayaan yang dianut negara yang bermazhab Ahl-Sunnah wal-Jama’ah sesuai dengan konstitusi dan cita-cita kemerdekaan. Sedangkan “Beraja” adalah suatu sistem tradisi Melayu yang telah lama ada.23
Brunei adalah salah satu kerajaan tertua di Asi Tenggara. Sebelum abad 16, brunei memainkan peranan penting dalam penyebaran Islam di wilayah Kalimantan dan Filipina. Sesudah merdeka di tahun 1984, Brunei kembali menunjukkan usaha serius bagi memulihkan nafas keislaman dalam suasana politik yang baru. Di antara langkah-langkah yang diambil ialah mendirikan lembaga-lembaga modern yang selaras dengan tuntutan Islam. Di samping menerapkan hukum syariah dalam perundangan negara, berdiri pula pusat kajian Islam serta lembaga keuangan Islam.24
Terdapat beberapa perguruan tinggi atau universitas di Brunei. Universitas yang paling terkenal ialah Universitas Brunei Darussalam, di dalamnya terdapat beberapa fakultas, antara lain faculty of Islamic studies dan faculty of sains. Fakultas -fakultas lain saling berinteraksi antara satu dan yang lainnya. Misalnya yang Islamic studies juga tahu disiplin lain, yang belajar sains juga mengerti apa prinsip-prinsip Islam mengenai sains. Dengan  model pendidikan ini, maka perdebatan mengenai Islamisation of knowledge dapat dijadikan wacana yang akan menghasilkan seorang akademisi dan praktisi yang Islami.25
Sultan menjadikan Islam benar-benar berfungsi sebagai pandangan hidup rakyat Brunai dan satu-satunya idiologi negara. Untuk itu dibentuk jabatan Hal Ehwal Agamayang bertugas menyebarluaskan Islam kepada pemerintah dan aparatnya dan kepada masyarakat luas. Untuk keperluan penelitian agama Islam didirikan pusat Dakwah pada tanggal 16 September 1985 yang bertugas melaksanakan program dakwah  serta pendidikan kepada pegawai-pegawai agama dan masyarakat luas dan sebagai pusat pameran perkembangan dunia Islam.
Orang-orang cacat dan anak yatim menjadi tanggung jawab negara. Seluruh pendidikan rakyat  (dari taman  kanak-kanak sampai perguruan tinggi) dan pelayanan kesehatan, diberikan secara gratis.26Pelajar yang pandai dapat meneruskan ke perguruan tinggi di luar negeri atas biaya negara.
3. Pendidikan Islam di Philipina
Umat Islam di Philipina tetap merupakan bagian integral di Republik Philipina, tetapi sejarah dan kebudayaan mereka adalah bagian dari sejarah dan kebudayaan Islam. Walaupun demikian hingga dewasa ini karena mereka menerima perlakuan tidak wajar dari pemerintah Philipina, umat Islam di kedua wilayah tersebut selalu melakukan aksi pemberontakan menuntut pemberian otonomi yang luas. Upaya pemberontakan menuntut yang dilakukan tersebut sungguhpun tidak pernah berhasil. Sedikitnya  telah menggugah perhatian dunia pada umumnya dan memaksa pemerintah pusat untuk lebih memperhatikan keinginan-keinginan mereka.
Upaya pemerintah dilakukan dengan jalan membangun dan memugar beberapa mesjid dan dilengkapi dengan bebagai fasilitas, juga dibangun beberapa madrasah dan sekolah umum di wilayah pemukiman orang-orang Islam. Pada sekolah-sekolah umum tersebut diajarkan pelajaran agama dan bahasa Arab. Sekarang ada dua universitas yang dibangun pemerintah pusat yakni University of Philippinas dan State university pada perguruan tinggi ini dititik beratkan pada pelajarn hukum Islam dan sejarah Islam. Dewan ini beberapa jabatan penting kenegaraan juga telah diduduki oleh orang-orang muslim Philipina seperti Gubernur dan sebagainya.27
Suatu hal yang perlu dicatat ialah organisasi Islam di Philipina seperti the Islamic Concil of the Philippines, sekalipun merupakan organisasi bertaraf nasional, tetapi ia tidak memiliki basis yang kuat terhadap seluruh komitmen muslim di Philipina. Komunitas muslim di Philipina cenderung berdiri secara otonom dan memiliki pimpinan sentralnya sendiri-sendiri. Keragaman ini tidak hanya dilatar belakangi oleh perbedaan etnik atau bahasa, perbedaan politik dan sejarah juga memainkan peran sangat penting. Tradisi kesultanan di wilayah selatan menunjukkan kecendrungan pada pola distribusi kekuasaaan yang lebih luas, seperti terlihat pada banyaknya Sultan dan Datuk yang masing-masing kekuasaan sendiri-sendiri.
Diakui lembaga-lembaga pendidikan seperti madrasah dan sekolah-sekolah umum telah dibangun di beberapa komunitas Islam di Philipina, namun proses  belajar mengajar seringkali mengalami gangguan disebabkan karena adanya saksi-saksi pemberontakan dan adanya intervensi dari pihak pemerintah.28
Kurikulum pendidikan Islam pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut meliputi: Pelajaran bahasa Arab dan bagian-bagiannya, Hadis, Tafsir, Bahasa Inggeris, Hisab, Sejarah, Ilmu Sosial, Akhlak, Tauhid, Fiqh yang keseluruhannya terdiri atas 14 mata pelajaran.29
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan terdahulu, maka berikut dapat ditarik beberapa kesimpulan  sebagaimana  berikut:
1.      Malaysia adalah kerajaan federal yang meliputi 13 negara bagian, baik yang berada di Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Sekitar 61 % penduduknya terdiri suku Melayu pribumi yang beragama Islam Mayoritas penduduk adalah muslim Sunni pengikat mazhab Syafi’I Islam sebagai agama resmi negara. Pendidikan islam di malysia dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan Tinggi. Bahkan pendidikan Islam juga diselenggarakan di mesjid-mesjid di setiap komunitas muslim.
2.      Brunai Darussalam adalah kerajaan Islam yang ibu kotanya Bandar Seri Begawan. Penduduknya. Terdiri dari berbagai bangsa, Melayu, Cina,dan bangsa-bangsa liannya. Islam sebagai agama resmi.
Begitupula pendidikan Islam di Brunai Darussalam diberikan sejak Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi dengan biaya gratis. Bahkan yang mempunyai pemikiran cemerlang diberikan peluan sekolah keluar negeri dengan biaya negara.
3.      Philipina adalah negara yang penduduknya mayoritas pemeluk agama Kristen dan Budha. Penganut agama Islam hanya berkisar 5 % dari seluruh penduduk negeri ini. Sekalipun penduduk Islam yang minoritas tetapi pemerintah juga ada perhatian kepada pemukiman orang-orang Islam dalam pemabangunan mesjid  dan sekolah. Kurikulum pada lembaga pendidikan yang ada di tengah masyarakat Islam sangat memperhatiakn pelajaran bahasa Arab dan bagian-bagiannya.  

DAFTAR PUSTAKA
Ashraf, Ali. Horison baru Pendidikan Islam  Cet.I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1989

Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama:Timur Tengah dan kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, Cet;V;  Bandung: Mizan, 1999.

Backer, Abdul Jalil.  Juli 2001] diakses dari Internet [http;//www.Google.com] tanggal 4 Pebruari 2006

Dewan Redaksi, Esiklopedia Islam, Jilid I,Cet.III; Jakarta: PT.Ikhtiar Baru van Hoeve, 1994.

Feisal, Jusuf Amir. Reorientasi Pendidikan Islam Cet. I; Jakarta : Gema Insani Press  1995.

Hasan al-Turabi, al-Haraqah al-Islamiyyah fi al-Sudn, Lahore: Iman, 1990.

Hasan, Halidjah. Kajian Pendidikan Perbandingan  Cet. I; Surabaya:                     al-Ikhlas, 1994.

Jmuuftise102 [15 Nov 2000] diakses dari Internet http;//www.Google.com] tanggal 4 Pebruari 2006.

Kontowijoyo, Between Mosque and Market the Muslim Community in Quiopo, Metro manila, dalam Studi Islam, Vol.I,No. 3, 1994.

Lapidus, Ira M. A History of Islamic Societies  yang diterjemahkan oleh Ghufron A. Mas’adi dengan judul “Sejarah Sosial Ummat Islam”, Jilid II, Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999.

Noor, Lik Arifin Mansur. Budi; Beasisw@mediacorpradio.com  yang diakses dari Internet [http://www.Google.com] tanggal 4 Pebruari 2006.

Tim Penyusun Texbook Sejarah dan kebudayaan Islam Direktoral Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Sejarah dan Kebudayaan islam Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN Alauddin Ujungpandang: Ujungpandang, 1983.

Tim Redaksi, Enesklopedia Nasional Indonesia 10, Cet. I; Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1988.




1 Meski demikian, perlu dicatat, terdapat pula perubahan-perubahan penting  dalam bentuk-bentuk interaksi yang terjadi. Pada awalnya hubungan itu lebih berbentuk hubungan ekonomi dan dagang, kemudian disusul hubungan politik-keagamaan, dan untuk selanjutnya diikuti hubungan intelektual keagamaan. Lihat Azyumardi Azra, Jaringan Ulama:Timur Tengah dan kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII, (Cet;V;  Bandung: Mizan, 1999), h. 23.  
2 Pada abad ke-19 Belanda dan Inggris memperkenalkan perubahan politik dan ekonomi yang radikal. Perubahan tersebut dalam jangka panjang, membangkitkan konflik antara identitas muslim dan sekuler Asia Tenggara. Pemerintahan Belanda telah memancing oposisi keagamaan muslim pedesaan. Kemudian kebijakan administratif dan pendidikan Belanda sangat kondusif bagi pembentukan gerakan komunis dan nasionalis yang dipimpin kalangan priyayi. Lihat Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societies  yang diterjemahkan oleh Ghufron A. Mas’adi dengan judul “Sejarah Sosial Ummat Islam”,Jilid II (Cet. I; Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 361.  
3 Ali Ashraf, Horison baru Pendidikan Islam (Cet.I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1989), h. 20.
4 Dewan Redaksi, Esiklopedia Islam, Jilid I (Cet.III; Jakarta: PT.Ikhtiar Baru van Hoeve, 1994), h. 137. Dapat juga dilihat, Tim Redaksi, Enesklopedia Nasional Indonesia 10 (Cet. I; Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1988), h. 77.
5 Ibid.
6 Ibid. Lihat juga Tim Redaksi, Op.cit, h..80.
.

7Ibid , h. 256-257.
6 Lihat, Hasan al-Turabi,al-Haraqah al-Islamiyyah fi al-Sudn (Lahore: Iman, 1990), h. 198.
8 Ibid.,
9 Lihat Lik Arifin Mansur Noor,[Budi; Beasisw@mediacorpradio.com] yang diakses dari Internet [http://www.Google.com] tanggal 4 Pebruari 2006.
10 Lihat Tim Penyusun Texbook Sejarah dan kebudayaan Islam Direktoral Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Sejarah dan Kebudayaan Islam (Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam IAIN Alauddin Ujungpandang: Ujung Pandang, 1983), h.353
11 Dewan Redakssi , Op.cit, h.136-139. 
12 Ibid, h.139.

13 Lihat, Jusuf Amir Feisal, Reorientasi Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta : Gema Insani Press  1995), h. 125.

14 Ira M. Lapidus, Op.cit, h. 357.  
15 Tim Redaksi , Op . cit ., h. 80.
16 Ibid.,
17 Ibid,. h. 359-360.
18 Dewan Redaksi, Op. cit.., h. 139.
19 Ibid.,h. 137.
[20] Abdul Jalil Backer [Fri, 13 Juli 2001] diakses dari Internet [http;//www.Google.com] tanggal 4 Pebruari 2006.
[21] Jmuuftise102 [15 Nov 2000] diakses dari Internet [http;//www.Google.com] tanggal 4 Pebruari 2006.
[22] Ibid.,
23 Ibid, h. 258. Lihat juga Tim Redaksi, Enseklopedia Nasional Indonesia . 3, h. 481

24 Lihat Lik Arifin Mansur Noor,[Budi; Beasisw@mediacorpradio.com] yang diakses dari Internet [http://www.Google.com] tanggal 4 Pebruari 2006.
25 Ibid.,
26 Lihat Dewan Redaksi, Op. cith. 258, dan  486.
27 Lihat Kontowijoyo, Between Mosque and Market the Muslim Community in Quiopo, Metro manila, dalam Studi Islam, (Vol.I,No. 3, 1994), h. 25.
28 Ibid
29 Ibid
.

Tags:

0 Responses to “PENDIDIKAN ISLAM DI ASIA TENGGARA”

Posting Komentar

Subscribe

Donec sed odio dui. Duis mollis, est non commodo luctus, nisi erat porttitor ligula, eget lacinia odio. Duis mollis

© 2013 Bagi Duit. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks